Halooooooo :D
Beberapa minggu terakhir ini, suami saya, Alhamdulillah dengan baik hati mengajak saya untuk berkunjung ke beberapa tempat makan yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. berikut adalah review singkat dari tempat makan tersebut
Ajag Ijig Matraman
Tempatnya ada di seberang Gramedia Matraman, tempat parkir lumayan luas dan akses untuk transportasi umum terbilang tidak terlalu sulit. Tempat makan ini dilewati oleh angkutan umum 01 dan 01A jurusan Kampung Melayu - Senen, dan ada pula halte busway tidak jauh dari tempat makan ini.
Tempat makannya suasananya cozy banget. Langit-langit ruangan tinggi, sehingga memberikan kesan nyaman dan bikin betah mereka yang hadir ke tempat ini. Tempat makannya sendiri terdiri dari 2 lantai. Lantai bawah itu untuk dapur dan tempat makan, lantai 2 ada musola dan tempat makan juga. Ada area smoking room di luar ruangan, sehingga ibu-ibu dengan buntut yang banyak, tidak usah khawatir akan kenyamanan kita dan bocils. Smoking areanya menyuguhkan pemandangan memanjakan mata, karena enak banget ngeliat ijo-ijo (aka banyak tanamannya).
Untuk menu makanan yang baru kami coba di tempat makan ini adalah nasi goreng, tempe mendoan, tahu goreng dan ketoprak. Overall makanannya rasanya enak, kecuali lontong ketopraknya yang teksturnya hampiiiiirrr mendekati bubur. Cuma buat yang mau ke tempat ini, siap-siap merogok kocek ya, karena harganya lumayan juga. Ketoprak itu sekitar 25-30k kalau tidak salah ingat. But, even tough kesannya harganya mahal, tapi emang ini tempat peweeeee banget. Pelayannya juga ramah dan yang paling enak menurut saya pada saat itu adalah musolanya, wangi dan dingin... sama kalau yang suka foto-foto cocok banget ke tempat ini. Sekedar minum es teh manis deh, sambil foto-foto, lumayan bisa buat bikin feed instagram or fb rame selama beberapa waktu, karena emang kece banget tempatnya. even di depan kamar mandi yaaa... baguusssss...
Handayani Prima Matraman
Tempatnya masih di seputaran Matraman, teman-teman. Ini sederet dengan Ajag-Ijig. Masih di depan Gramedia Matraman. Ini tempat selalu saya bingung, kenapa selalu ramai, terutama di hari-hari libur, such as Sabtu dan Minggu. Yang parkir mobil itu bisa sampai makan badan jalan soalnya. Bukan, bukan karena tempat parkirnya itu sempit, tapi karena emang mobil yang parkir banyak banget.
Saya datang bertiga dengan suami dan Ibrahim. Begitu masuk, kesan pertama adalah, ini tempat old school banget. Alias, emang design tata ruangnya itu restoran jaman dulu banget. Yang lagi makan pada saat kami datang adalah orang-orang yang usianya kemungkinan di atas 50 tahunan. Ya mereka adalah grup pertemanan yang langgeng menurut saya, entah dari lingkungan kerja atau dari lingkungan sekolah dulu. Waktu kami datang, sedang ada live music nya. Lumayan untuk mengatasi kebosanan Ibrahim sembari menunggu menu dimasak. Dan bagi mereka yang gemar menyalurkan hobi menyanyinya bisa ikut berpartisipasi maju dan bernyanyi.
Menu makanannya termasuk menu makanan selera nusantara. Waktu itu kami memesan nasi goreng, tahu, es teh manis dan tongseng. Pemilik restoran termasuk orang yang supel, karena beliau sempat mengajak kami untuk berbincang dan sempat menawari apakah Ibrahim mau beliau bantu jaga sembari kami makan.
Rasa makanan yang disuguhkan menurut saya pribadi sedap dan pas. Untuk segi ukuran makanan, menurut saya yang doyan makan, lumayan mengganjal. Contohnya tongsengnya menurut saya pribadi bisa dimakan dengan 2 porsi nasi. Harga di tempat makan ini termasuk tidak terlalu mahal, walaupun tidak bisa dibilang murah juga. Menurut saya setara dengan besarnya pajak yang harus dibayarkan tempat makan ini, sama besarnya dengan jumlah gaji yang harus dibayarkan ke banyak nya karyawan dan juga sepadan dengan rasa dan pelayanannya yang ramah.
Pause Rawamangun
Kali ini menjelajah wilayah Rawamangun. Nama tempatnya Pause, terletak di Jalan Paus, saat ini pas di samping Domino. Tempatnya pas di pinggir jalan ke arah Terminal Rawamangun. Ketika diajak ke sini, saya posisi sedang puasa, jadi tidak tahu pasti rasa makanan yang disuguhkan di sini. Suami pada saat itu memesan nasi goreng, es teh manis dan kopi. Total uang yang dibelanjakan sekitar Rp. 90.000. Dari bau yang saya cium, menurut saya rasanya cukup enak, tapi berdasarkan penuturan suami saya, nasi goreng di Ajag Ijig masih lebih terasa nikmat dibandingkan di Pause ini. Harga makanan dan minuman yang ditawarkan di tempat ini, memang terbilang cukup mahal dibandingkan tempat-tempat makan yang biasa saya kunjungi. Namun hal tersebut kembali saya maklumi, dikarenakan memang lokasi tempat makan ini yang lumayan strategis, sehingga bisa dipastikan biasa sewanya pasti lumayan tinggi, kemudian pengeluaran untuk maintance dan juga pengeluaran untuk membayar pegawai.
Tempat makan ini terdiri dari 2 lantai, lantai 1 terdapat kamar mandi perempuan dan kamar mandi laki-laki (terpisah), tempat makan non smoking dan tempat makan untuk yang merokok. Interior tempat makan ini sangat bagus (dan niat), sangat saya rekomendasikan buat para online shopper untuk foto produknya di tempat makan ini, karena sangat instagram-able. Buat yang cari co-working space, bisa mampir juga ke sini, karena tempatnya benar-benar pewe dan tiap meja ada tempat untuk mencolok listrik (kalau bawa laptop lebih dari satu, baiknya bawa kabel T sendiri).
Lantai atas sepertinya khusus untuk disewakan, karena ketika saya ke sana, bangku-bangkunya masih ada di atas meja (sepertinya memang sengaja), musola dan juga ada tempat wudhu, serta toilet. Musolanya sangat aman nyaman, bersih dan dingin, karena ruangan khusus dengan AC tersendiri juga. di luar musola disedikan tempat duduk sebanyak 4 buah, sehingga yang belum kebagian shaf bisa menunggu sembari duduk.
Yah. itu dulu sebagai awalan untuk review tempat makan enak dan pewe di sekitaran Matraman dan Rawamangun. Semoga bisa bermanfaat. Dan doa saya, semoga tempat makan ini langgeng, karena memang menyenangkan bisa datang ke tempat ini (sesekali hehehe). Dukung terus para pengusaha kuliner Indonesia. Semangat enterpreneur :D