Jumat, 02 Agustus 2019

Kekuatan Istigfar, pengalaman pribadi yang akan selalu dikenang



Pada suatu malam, seperti biasa itu adalah hari di mana almarhum bapak mertua (semoga Allah senantiasa memberikan kelapangan kubur kepada Papa, semoga Allah permudah hisabnya dan diterima amal-ibadanya dan dimasukkan ke dalam Jannah bersama orang-orang yang beriman dan bertakwa, amin) ceramah di masjid. Papa memang biasa memberikan ceramah di masjid setiap hari Rabu. Bagi saya hal itu adalah hal yang biasa, tapi sekarang, saya baru sadari bahwa hal yang biasa itu adalah hal yang istimewa, mengingat bahwa ternyata tidak banyak orang berilmu yang mau berbagi ilmunya karena merasa sudah terlalu banyak disibukan dengan urusan dunia. Salah satunya mungkin adalah saya sendiri, di mana sebenarnya secara moral saya memiliki tanggung jawab keilmuan yang bisa saya bagi kepada orang-orang di sekitar saya.


Sebelum beranjak kepada inti dari tulisan ini, saya ingin berbagi sebuah hikmah yang baru saya sadar setelah Papa berpulang. Papa memiliki kebiasaan untuk membaca buku atau kitab setiap pagi, atau jika sedang tidak bisa membaca Papa biasa mendengarkan ceramah baik melalui radio ataupun youtube. Dan saya sendiri paham, bahwa itu adalah salah satu bentuk cara kita untuk selalu menunaikan kewajiban kita sebagai manusia, untuk selalu menuntut ilmu. Dan membaca juga saya yakini sebagai bentuk rutinitas yang selalu dilakukan oleh mereka-mereka yang sukses. Semoga kita bisa mengambil contoh dari orang-orang tersebut dan bisa selalu menjadi pribadi yang lebih baik. Amin


Kembali kepada peristiwa ketika Papa ceramah kala itu. Banyak hal yang baru saya pelajari dari ceramah Papa, dan tidak pernah saya pelajari ketika saya sekolah ataupun diajarkan oleh guru mengaji saya. Dan hal yang kala itu sangat memberikan dampak kepada saya adalah ketika Papa ceramah tentang kekuatan istigfar. Istigfar bisa memberikan jalan keluar kepada tiap masalah yang kita punya dan juga bisa menjadi pembuka jalan pintu rezeki kita. Itu adalah inti ceramah Papa kala itu. Dan MasyaAllah, ketika saya dilanda salah satu masalah besar dalam hidup saya kala itu, Allah berikan jalan keluar melalui fadilah saya mengamalkan dan memperbanyak istigfar.


Ketika saya memutuskan untuk berhenti sebagai PNS, orang tua sangat menentang, dan ketika saya tidak tahu apa lagi yang harus diperbuat untuk melembutkan hati kedua orang tua saya, yang saya lakukan adalah mengadu kepada Allah, dan saya amalkan perbanyak istigfar dalam setiap sholat saya dan juga di waktu-waktu senggang saya. Alhamdulillah, seiring berjalan waktu dan melihat perkembangan positif pada anak-anak saya yang lebih merasakan kehadiran saya, orang tua akhirnya berkata “Ibu meski sempet sedih kamu keluar, tapi senang karena ngeliat anak-anak deket sama kamu, sampe gak mau lepas sama kamu. Alhamdulillah anak-anak sehat dan pinter-pinter”. Alhamdulillah, MasyaAllah, Tabarakallah.


Pun ketika saya nekad memberangkatkan kedua orang tua saya selepas saya berhenti sebagai PNS untuk umroh di bulan Ramadhan. Saya nekad meminjam uang dan harus mengembalikan dalam beberapa bulan saja. Saya perbanyak istigfar dan memohon bantuan kepada Allah untuk memberikan jalan keluar. Alhamdulillah ketika itu saya baru tersadar bahwa ada taspen yang belum saya ambil dan juga bisnis dapat berjalan dengan hasil yang sesuai harapan.


“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(QS. Al-Insyirah: 5)


“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 6)


Itu adalah sedikit peristiwa yang bisa saya bagikan kepada teman-teman sekalian, semoga bisa membawa manfaat. Terima kasih sudah membaca tulisan saya kali ini 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar