Pada suatu malam, seperti biasa itu adalah hari di mana
almarhum bapak mertua (semoga Allah senantiasa memberikan kelapangan kubur
kepada Papa, semoga Allah permudah hisabnya dan diterima amal-ibadanya dan dimasukkan ke dalam Jannah bersama orang-orang yang beriman dan bertakwa, amin) ceramah
di masjid. Papa memang biasa memberikan ceramah di masjid setiap hari Rabu.
Bagi saya hal itu adalah hal yang biasa, tapi sekarang, saya baru sadari bahwa
hal yang biasa itu adalah hal yang istimewa, mengingat bahwa ternyata tidak
banyak orang berilmu yang mau berbagi ilmunya karena merasa sudah terlalu
banyak disibukan dengan urusan dunia. Salah satunya mungkin adalah saya sendiri,
di mana sebenarnya secara moral saya memiliki tanggung jawab keilmuan yang bisa
saya bagi kepada orang-orang di sekitar saya.
Sebelum beranjak kepada inti dari tulisan ini, saya ingin
berbagi sebuah hikmah yang baru saya sadar setelah Papa berpulang. Papa
memiliki kebiasaan untuk membaca buku atau kitab setiap pagi, atau jika sedang
tidak bisa membaca Papa biasa mendengarkan ceramah baik melalui radio ataupun
youtube. Dan saya sendiri paham, bahwa itu adalah salah satu bentuk cara kita
untuk selalu menunaikan kewajiban kita sebagai manusia, untuk selalu menuntut
ilmu. Dan membaca juga saya yakini sebagai bentuk rutinitas yang selalu
dilakukan oleh mereka-mereka yang sukses. Semoga kita bisa mengambil contoh
dari orang-orang tersebut dan bisa selalu menjadi pribadi yang lebih baik. Amin
Kembali kepada peristiwa ketika Papa ceramah kala itu. Banyak
hal yang baru saya pelajari dari ceramah Papa, dan tidak pernah saya pelajari
ketika saya sekolah ataupun diajarkan oleh guru mengaji saya. Dan hal yang kala
itu sangat memberikan dampak kepada saya adalah ketika Papa ceramah tentang
kekuatan istigfar. Istigfar bisa memberikan jalan keluar kepada tiap masalah
yang kita punya dan juga bisa menjadi pembuka jalan pintu rezeki kita. Itu
adalah inti ceramah Papa kala itu. Dan MasyaAllah, ketika saya dilanda salah
satu masalah besar dalam hidup saya kala itu, Allah berikan jalan keluar melalui
fadilah saya mengamalkan dan memperbanyak istigfar.
Ketika saya memutuskan untuk berhenti sebagai PNS, orang tua
sangat menentang, dan ketika saya tidak tahu apa lagi yang harus diperbuat
untuk melembutkan hati kedua orang tua saya, yang saya lakukan adalah mengadu
kepada Allah, dan saya amalkan perbanyak istigfar dalam setiap sholat saya dan
juga di waktu-waktu senggang saya. Alhamdulillah, seiring berjalan waktu dan
melihat perkembangan positif pada anak-anak saya yang lebih merasakan kehadiran
saya, orang tua akhirnya berkata “Ibu meski sempet sedih kamu keluar, tapi
senang karena ngeliat anak-anak deket sama kamu, sampe gak mau lepas sama kamu.
Alhamdulillah anak-anak sehat dan pinter-pinter”. Alhamdulillah, MasyaAllah,
Tabarakallah.
Pun ketika saya nekad memberangkatkan kedua orang tua saya
selepas saya berhenti sebagai PNS untuk umroh di bulan Ramadhan. Saya nekad
meminjam uang dan harus mengembalikan dalam beberapa bulan saja. Saya perbanyak
istigfar dan memohon bantuan kepada Allah untuk memberikan jalan keluar. Alhamdulillah
ketika itu saya baru tersadar bahwa ada taspen yang belum saya ambil dan juga bisnis
dapat berjalan dengan hasil yang sesuai harapan.
“Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.
(QS. Al-Insyirah: 5)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 6)
Itu adalah sedikit peristiwa
yang bisa saya bagikan kepada teman-teman sekalian, semoga bisa membawa
manfaat. Terima kasih sudah membaca tulisan saya kali ini 😊
Tidak ada komentar:
Posting Komentar