alkisah anak saya, umar, sedang sakit panas dari semenjak hari selasa. menurut dokter anak saya, sebaiknya saya bersabar dulu dan tak buru-buru membawanya ke rumah sakit. observasi dulu sang anak dalam 72 jam.
selama masa itu berikan makan dan ASI yang cukup. awalnya saya cukup tahan dengan saran dokter itu. tapi pada hari kamis, saya putuskan untuk pergi ke rumah sakit tambak untuk memijat umar. dengan harapan bisa membuat kondisi badannya lebih enteng. yak umar lagi sumeng kalau orang jawa bilang. dengan dipijet biasanya badan jadi lebih enteng.
![]() |
| rsia tambak, tampak dari serong bawah kiri |
saya dan umar berangkat naik bajaj dari rumah sekitar pukul 8.30 dan sampai di rumah sakit jam 9.00. sang fisioterapis, atau bahasa awamnya si tukang pijet, baru datang pukul 10.00 nanti. jadilah kami harus menunggu si tukang pijet untuk waktu yang cukup lama. ya sudah, batin saya. toh umar terlihat tenang. tidak menangis seperti ketika di rumah.
saya sempat melihat-lihat isi rumah sakit tersebut. mushola , ruang menyusui, dan juga kamar mandi saya liatin satu-satu. eh, lah kok abis lihat kamar mandi tubuh saya memberi sinyal-sinyal tertentu ya. tanpa diduga sebelumnya, saya terkena serangan mendadak HARUS pup.
bagaimana ini? saya hanya berdua dengan umar. umar tidak mungkin saya titipkan. lagipula dititipkan pada siapa? di rumah sakit itu tampak sepi. sepi sekali. dan kalaupun ada yang bisa saya percaya, umar pasti nangis kejer. siapa yang tega? kalau saya pakai skenario menunggu sampai si terapis datang, saya pikir tidak memungkinkan.walaupun saya bisa ke toilet ketika umar sedang dipijat, hal tersebut tetap tidak memungkinkan. selain karena memang sudah "di ujung", umar tampaknya tak bisa ditinggal sendirian ketika dipijat.
dari pengalaman dipijat sebelumnya, terbukti umar sungguh rusuh. dia bukan tipe anak diam saja ketika dia dicemek-cemek. hampir mustahil jika yang menganganinya hanya satu orang saja. pun dengan kondisi umar sekarang yang lemah letih lesu, saya yakin dia masih bisa berontak. dan hal itu pun terbukti terjadi kemudian ketika proses pemijatan berlangsung. kesimpulannya, saya tak bisa menggunakan skenario satu.
lalu bagaimana nasib kotoran yang harus segera saya buang? saya harus segera membuat design skenario kedua. setelah melihat kondisi toiletnya, saya pun optimis bisa menjalankan misi muia itu dengan tetap menggendong umar tanpa hambatan yang berarti. ya, misi kedua adalah melakukan hajatan sambil menggendong umar.
ketika menjalankan misi tersebut, saya terbantu oleh beberapa benda. pertama tisu toilet. di toilet yang sempit itu, umar bisa mendapatkan sebuah mainan, si tisu toilet. yang kedua adalah hanaroo. terima kasih sekali kepada pencipta hanaroo yang membuat saya bukan hanya bisa menggendong umar dengan kedua tangan yang bebas melakukan aktifitas, tapi juga bisa sekaligus hajatan sambil menggendong umar. luar biasa!!! supeeeerrr sekali!!!
well, moms, always be prepared for the worst case scenario. cheers :)

mantap! konkret menulis. bagus itu. teruskan yang..
BalasHapus